GIGI
TARING SI KUNCI MANISNYA SENYUMMU
Duduk di kelas 3
sekolah menengah atas adalah hal yang membuat perasaan bercampur
aduk, mulai dari ujian nasional, tentang masa depan alias memilih
jurusan di perguruan tinggi jika lulus SMA nanti hingga perpisahan
antara sahabat-sahabat yang nanti kuliah di tempat berbeda, dll. Masa
pemilihan jurusan adalah masa galau siswa dalam menentukan pilihan
masa depan. Mungkin ada yang memilih sendiri atau bahkan pilihan
orang tua.
Di pengajuan bebas
tes masuk perguruan tinggi, saya memilih jurusan pendidikan dokter
gigi. Yah, kenapa bukan dokter umum saja? Pilihan ini saya ambil
karena pilihan dokter gigi sudah diajukan oleh teman saya yang memang
memilih jurusan sejuta umat itu. Bukan pesimis atau dan lain halnya.
Saya mengerti nilai ujian diantara sahabat-sahabat saya, bukan yang
lain meskipun ada banyak peserta yang mengambil jurusan itu. Kami
tidak egois terbukti lulusan kami terutama sahabat-sahabat saya
diterima dijurusan bergengsi di universitas terbesar di kawasan Timur
Indonesia itu, Universitas Hasanuddin tanpa tes sedikit pun.
Alasan memilih
jurusan dokter gigi adalah sudah saya sebutkan salah satu diatas.
Selain itu dokter merupakan salah satu profesi yang paling banyak
diidamkan, apalagi orangtua yang ingin melihat anaknya sukses. Dan
saya adalah salah satu diantaranya.
Setelah memasuki
dunia baru sebagai mahasiswa kedokteran gigi, dari awalnya berpikiran
wah cuma gigi dan mulut saja, ini mah mudah saja. Tapi ternyata
setelah melewati beberapa fase dan kuliah ternyata dari yang
kecil-kecil di dalam rongga mulut merupakan salah satu penyebab
masalah besar dari tubuh kita. Mempelajari anatomi gigi adalah hal
yang sangat menakjubkan sebagai salah satu ciptaan Allah swt yang
diatur sedimikian rupa supaya bisa berfungsi dengan baik. Menurut
saya gigi itu unik. Satu gigi saja memiliki karakteristik
masing-masing. Sebagaimana fungsi adanya gigi dalam mulut yaitu
selain sebagai sistem pengunyahan juga berperan sebagai estetik. Apa
jadinya yah kalau gigi sakit atau bahkan kehilangan gigi, dipastikan
fungsi penguyahan terganggu, asupan nutrisi akan berkurang serta
aktivitas akan terganggu.
Sebagai mahasiswa
kedokteran gigi tentu saja saya memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut di masyarakat dengan
mengikuti kegiatan yang diadakan oleh lembaga kemahasiswaan di
fakultas seperti kerja sosial di masayarakat, sekolah dan panti
asuhan atau dikenal pemeriksaan gigi gratis serta tak lupa melakukan
promosi kesehatan gigi dan mulut. Dengan dilakukannya kegiatan
seperti ini, setidaknya dapat mencegah kerusakan gigi lebih lanjut
terutama bagi anak-anak untuk mengetahui pentingnya menjaga kesehatan
gigi dan mulut agar sejak kecil paradigma sehat itu dapat dipahami
dengan baik. Dalam menurunkan penyakit gigi dan mulut, hal yang
penting adalah selalu melakukan upaya promosi kesehatan sebagai upaya
pencegahan.
Terlepas dari
tuntuan disiplin ilmu, saya bukan tipe orang yang bermain dalam
tempurung katak, hanya jago dalam kandang. Sebagai orang yang haus
akan ilmu Allah, saya berani mengambil salah satu organisasi tingkat
universitas yang teman-teman jarang untuk bisa keluar dari kegiatan
fakultas. hal ini saya lakukan untuk mendapatkan pengetahuan yang
tidak saya dapat di bangku perkuliahan karena membaca saja tak cukup
perlu interaksi langsung dengan penggagas. Saya pun memilih untuk
menjadi kader Unit Kegiatan Mahasiswa Keilmuan dan Penalaran sejak
tahun 2010 hingga saat ini dan menjabat sebagai Koordinator divisi
penelitian. Alhamdulillah saya tidak buta lagi dengan dunia tulisan
dan banyak teman. Sejak bergabung disitu yang awalnya tujuannya ingin
menulis saja tetapi banyak poin plus-plus yang saya dapatkan,
pemikiran dan pandangan yang berbeda serta banyak mengenal
orang-orang sukses. Itu menjadi salah satu motivasi tersendiri untuk
berusaha menjadi manusia yang lebih baik dan berguna.
Salah satu dorongan dari banyak teman-teman yaitu pada tahun pertengahan 2012, saya mewakili fakultas diajang Mahasiswa berprestasi di tingkat Universitas, dan sejak tahun 2010 sering mengikuti ajang kompetisi karya tulis ilmiah, baik tingkat universitas, propinsi dan nasional. Dan salah satu yang bisa dibanggakan adalah pernah juara 1 dalam lomba karya tulis alquran tingkat universitas meskipun di tingkat nasional masih mendapat gelar finalis, tapi saya akan terus berkarya, dan menulis. Insyaallah. Semoga tetap di berikan semangat dan motivasi. Dalam tiga tahun terakhir ini saya mampu menghasilkan 11 karya tulis ilmiah baik dalam bidang kedokteran gigi maupun bidang yang lainnya.
Mengambil risiko dan
amanah di luar fakultas memang membuat saya sering merasa kepayahan
sendiri. Rapat dan kegiatan sering bertabrakan. Dari sinilah saya
belajar tentang manajemen waktu dengan baik dan menggunakan tingkat
prioritas kehidupan. Setidaknya semua pelajaran waktu basic
skill
ketika menjadi mahasiswa baru dapat teraplikasikan. Jika tidak
begini, saya akan hidup di zona nyaman. Hidup di zona nyaman menurut
saya akan mememanjarakan otak sehingga sulit untuk berkembang. Zona
tidak nyaman akan membuat kita akan semakin tangguh dalam menghadapi
persolan hidup.
Yah, kembali ke duniaku, ada satu gigi yang special. Ku sebut special karena selain gigi yang sering bermasalah karena tumbuhnya paling terakhir, juga merupakan Corner-Stone yang memberi karakter, kekuatan dan kecantikan sehingga gigi ini disebut sebagai si garis senyum. Gigi ini yaitu gigi kaninus atau bahasa awamnya gigi taring. Gigi ini memiliki akar yang terpanjang dapat mencapai 17 mm. Ini yang membuat gigi ini kuat. Di pelihara baik-baik yah….
Si garis senyum
memberikan efek senyum indah. ^_^. Begitupun dengan kehidupan kita
ada something
special
yang membuat kita tetap tersenyum dan bersemangat dalam kehidupan
sehari-hari terutama di dunia kampus dan kerja yaitu sahabat.
Semoga
‘mydealism.labs’ ini dapat menjadi corner-stone
dalam memotivasi anak bangsa agar tetap semangat dalam berkarya di
tengah-tengah kewajiban disiplin ilmu kita.
Irma Ariany Syam
Mahasiswa Kedokteran
Gigi
Universitas
Hasanuddin
Angkatan 2010
0 komentar